Ketika Aku Menulis


Aku hanya mempertemukan kata dengan kata dan merangkainya menjadi kalimat apa saja. aku hanya ingin meluapkan segala emosi yang mendera hingga yang tersisa hanya kepuasan dan rasa lega. seolah-olah telah melepaskan jutaan beban yang melanda jiwa. ketika aku ingin menulis, maka kutulis apa saja, entah itu puisi, cerita, bahkan mungkin hanya sebuah kata dengan sejuta makna. aku menulis bukan untuk memuliakan pena, bukan pula untuk menghamba pada fiksi belaka. aku hanya ingin menulis pertama karena aku ingin dunia tahu bahwa aku ada!, aku pernah ada dan tulisankulah buktinya!. kedua, aku ingin menebarkan cahaya meski hanya sepercik saja, maka aku selalu berusaha menulis dengan tinta cahaya. aku selalu berusaha menulis dengan hati, karena aku tau bahwa ia tak pernah berdusta. ketiga, aku menulis karena aku ingin mencapai jalan pintas menuju surga.aku ingin menjadi helvy tiana rosa yang dengan karya-karyanya telah menjadi perantara ribuan manusia menemukan cahaya. aku ingin menjadi Kang Abik yang dengan ayat-ayat cintanya bisa menginspirasi banyak manusia. ketika aku menulis, kadang aku menangis, kadang aku tersenyum, kadang aku tertawa, kadang aku termenung lama. aku seolah-olah telah menjadi 'gila' ketika berhadapan dengan makhluk bernama layar monitor. tapi inilah aku, yang ingin terus menulis hingga nanti tak ada lagi yang tersisa selain tulisan. hingga tak ada lagi nyawa yang bisa membantu tulisanku terus merayap dan melaju kencang. aku akan menulis, tentang apa saja. tentang warna, tentang cinta, tentang air mata, tentang bunga, tentang segalanya. yang jelas ketika aku menulis, aku menumpahkan kata pada makna. aku membawa makna pada cahaya. segalanya hanya untuk dakwah. begitu pula gerakan-gerakan magis pena yang bergerak dan terus bergerak. menari dan terus menari tanpa henti.